Laman

Cari Blog Ini

Senin, 18 November 2013

Hakikat Pembelajaran



HAKIKAT PEMBELAJARAN
Learning atau pembelajaran secara sederhana didefinisikan sebagai sebuah seni untuk membentuk manusia. Pembelajaran semestinya berlangsung terus menerus tanpa tersekat oleh apapun baik sekolah, kelas, usia, maupun jenis kelamin.
Anita E. Woolfolk (1984, h: 160) mendefinisikan pembelajaran sebagai suatu perubahan internal yang ada pada diri seseorang, pembentukan asosiasi baru, atau potensi terhadap tanggapan baru. Pembelajaran merupakan perubahan permanen yang secara relatif terdapat dalam kemampuan seseorang. Oleh karenanya, kita tidak dapat mengamati perubahan-perubahan ini, kita harus bisa  menyimpulkan atau menduga bahwa asosiasi dan tanggapan yang baru tersebut telah diperoleh ketika kita mengamati perubahan pencapaian seseorang pada situasi tertentu .
Lebih jauh lagi, Stephen B. Klein (2002, h: 2) mengemukakan bahwa pembelajaran merupakan suatu proses percobaan yang menghasilkan suatu perubahan permanen pada perilaku seseorang yang tidak bisa dijelaskan oleh wilayah temporer, kematangan, atau kecenderungan tanggapan bawaan. Definisi ini mempunyai tiga komponen penting. Pertama, belajar mencerminkan suatu perubahan pada potensi untuk suatu perilaku; hal itu tidak secara otomatis mendorong kearah suatu perubahan dalam perilaku. Kedua, perubahan perilaku yang disebabkan oleh pembelajaran tidaklah selalu permanen. Ketiga, perubahan dalam perilaku dapat dikaitkaan dengan proses yang lain selain pembelajaran.
Menurut Skinner (Gedler, 2001: 89) learning is behavioral change. Maksudnya, bahwa belajar atau pembelajaran adalah perubahan perilaku. Selanjutnya Skinner menambahkan: as the subject learns, and when unlearning occurs, the rate of responding falss. Maksudnya, ketika siswa belajar maka respon siswa akan meningkat dan ketika meninggalkan proses belajar maka tingkat kemampuan merespon terhadap sesuatu akan menurun. Jadi pembelajaran pada hakekatnya adalah bagaiman seorang siswa terus menerus, sepanjang hidupnya melakukanpembelajaran agar kemampuan dalam merespon sesuatu tidak jumud atau stagnan.
Menurut Gredler (2001: 90), secara garis besar ada enam bentuk dasar dari proses pembelajaran, yaitu:
(1) Learnign is behavioral change; (2) behavioral change is functionally related to change in enviromental events or conditions; (3) the laqwful relationships between behavior and the environment can be determined only if behavioral properties and experimental conditions are defined in physical terms and observed under carefully controlled conditions; (4) data from the experimental study of behavior are the only acceptable sources of information about the causes of behavior; (5) the behavior of the individual organism is the appropriate data source; (6) the dynamics of an organism’s interaction with the environment is the same for all species.
Dari kutipan tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa (1) pembelajaran adalah perubahan tingkah laku; (2) perubahan tingkah laku secara fungsionaldihubungkan dengan perubahan-perubahan yang ada dalam suatu kondisi atau kejadian lingkungan; (3) hubungan antara tingkah laku dan lingkungan dapat ditentukan hanya jika kekayaan perilakun dan kondisi-kondisi yang bersifat percobaan tergambar dalam terminologi fisik dan diamati dibawah kondisi yang terkontrol dengan hati-hati;(4) data dari sebuah studi percobaan tentang perilaku merupakan sumber informasi satu-satunya yang bisa diterima tentang penyebab perilaku tersebut; (5) perilaku seorang individu merupakan sumber data yang sesuai; (6) dinamika seseorang dengan lingkunagannya sama untuk semua jenis.
Beberapa prinsip yang menjadi landasan beberapa pengertian diatas adalah: pertama, pembelajaran sebagai proses untuk memperoleh perubahan perilaku. Prinsip ini mengandung makna bahwa ciri utama proses pembelajaran adalah adanya perubahan perilaku dalam diri individu. Artinya seseorang yang telah mengalami pembelajaran akan berubah perilakunya. Akan tetapi, tidak semua perubahan perilaku sebagai hasil dari pembelajaran. Perubahan perilaku sebagai hasil pembelajaran memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1.      Perubahan yang disadari, artinya individu yang melakukan proses pembelajaran menyadari bahwa pengetahuaanya telah bertambah, ia lebih yakin terhadap dirinya, dan sebagainya. Jadi, orang yang berubah perilakunya karena mabuk, misalnya, tidak termasuk dalam pengertian perubahan karena pembelajaran, sebab yang bersangkutan tidak menyadarai terhadap apa yang terjadi dengan dirinya.
2.      Perubahan yang bersifat kontinyu (berkesinambungan). Perubahan perilaku sebagai hasil dari pembelajaran akan berlangsung secara terus menerus atau secara berkesinambungan. Artinya suatu perubahan yang telah terjadi menyebabkan perubahan perilaku yang lain.
3.      Perubahan yang bersifat fungsional, artinya perubahan yang telah diperoleh sebagai hasil pembelajaran memberikan manfaat bagi individu yang bersangkutan.
4.      Perubahan yang bersifat positif, artinya terjadi adanya pertambahan perubahan dalam diri individu. Perubahan yang diperoleh senantiasa bertambahsehingga berbeda dengan keadaan sebelumnya. Orang yang telah belajar akan merasakan sesuatu yang lebih luas dalam dirinya.
5.      Perubahan yang bersifat aktif, artinya perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya, akan tetapi melalui aktivitas individu. Perubahan yang terjadi karena kematangan, bukan hasil dari pembelajaran karena terjadi dengan sendirinya sesuai dengan tahapan-tahapan perkembangannya. Dalam kematangan, perubahan itu akan terjadi dengan sendirinya meskipun tanpa pembelajaran.
6.      Perubahan yang bersifat permanen, artinya perubahan yang terjadi sebagai hasil pembelajaran akan berada secara kekal dalam individu, setidak-tidaknya untuk masa tertentu. Ini berarti perubahan yang bersifat sementara, seperti rasa sakit yang menyebabkan keluarnya air mata bukanlah perunbahan sebagai hasil pembelajaran karena bersifat sementara saja. Sedangkan kecakapan dalam menulis misalnya, adalah perubahan hasil pembelajaran karen bersifat menetap dan berkembang terus.
7.      Perubahan yang bertujuan dan terarah, artinya perubahan itu terjadi karena ada sesuatu yang akan tercapai. Dalam proses pembelajaran, semua aktivitas terarah ke[pada pencapaian suatu tujuan tertentu.
Kedua, hasil pembelajaran ditandai denganperubahan perilaku secara keseluruhan. Prinsip ini mengandung makna bahwa perubahan perilaku sebagai hasil pembelajaran meliputi semua aspek perilaku dan bukan hanya satu atau dua aspek saja. Perubahan perilaku tersebut meliputi aspek-aspek perilaku kognitif, konatif, afektif atau motorik. Misalnya seorang siswa disebut telah mengalami pembelajaran dalam musik, alat-alat musik dengan baik. Pembelajaran yang hanya menghasilkan perubahan satu atau dua aspek perilaku saja, disebut sebagai pembelajaran sebahagiaan (partial learning) dan bukan pembelajaran lengkap (complete learning). (Muhammad Surya, 2004: 9)
Ketiga, pembelajaran merupakan suatu proses. Prinsip ketiga ini mengandung makna bahwa pembelajaran itu merupakan suatu aktivitas yang berkesinambungan. Di dalam aktivitas itu terjadi adanya tahapan-tahapan aktivitas yang sistematis dan terarah. Jadi, pembelajaran bukan sebagai suatu benda atau keadaan yang statis, melainkan merupakan suatu rangkaian aktivitas-aktivitas yang dinamis dan saling berkaitan. Pembelajaran tidak bisa dilepaskan dengan interaksi individudengan lingkungannya. Jadi, selama proses pembelajaran itu berlangsung, individu akan senantiasa berada dalam berbagai aktivitas yang tidak terlepas dari lingkungannya. Dengan demikian, suatu pembelajaran yang efektif adalah apabila pelajar-pelajar melakukan perilaku yang efektif.
Keempat, proses pembelajaran terjadi karen adanya sesuatu yang mendorong dan ada sesuatu tujuan yang akan dicapai. Prinsip ini mengandung maknabahwa aktivitas pembelajaran ituterjadi kaena adanya kebutuhan yang harus dipuaskan, dan adanya tujuan yang ingin dicapai. Atas dasar prinsip ini, maka pembelajaran akan terjadi apabila individu merasakan adanya kebutuhan yang mendorong dan ada sesuatu yang perlu dicapai untuk memenuhi kebutuhannya. Dengan kata lain, pembelajaran merupakan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan. Belajar tidak akan efektif tanpa adanya dorongan da tujuan.
Kelima, pembelajaran merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman pada dasarnya adalah kehidupan melalui situasi yang nyata dengan tujuan tertentu. Pembelajaran merupakan bentuk interaksi individu dengan lingkungannya, sehingga banyak memberikan pengalamn dari stuasi yang nyata. Hal ini berari bahwa selam individu dalam proses pembelajaranhendaknya tercipta suatu situasi kehidupan yang menyenangkan sehingga memberikan pengalaman yang berarti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar