Peran Pesantren di Era Informasi Teknologi
Assalamu'alaikum
wr. Wb
Hadhirin hadhirot
rohimskumulloh
Pesantren merupakan lembaga
pendidikan yang unik, tidak saja karena keberadaannya yang sudah sangat lama,
tetapi juga karena budaya, metode dan jaringan yang diterapkan oleh pesantren
tersebut. Ketika lembaga-lembaga sosial yang lain belum berjalan secara
fungsional, maka pesantren menjadi pusat kegiatan sosial masyarakat, mulai
orang belajar agama, bela diri, mengobati orang sakit, konsultasi pertanian,
mencari jodoh sampai pada menyusun perlawanan terhadap kaum penjajah, semua
dilakukan di pesantren yang dipimpin oleh seorang kiai.
Dewasa ini pesantren berhadapan
dengan arus globalisasi dan modernisasi yang
ditandai dengan cepatnya laju informasi dan teknologi. Akibatnya, pesantren
harus “mau” melakukan perubahan format, bentuk, orientasi dan metode pendidikan
dengan catatan tidak sampai merubah visi, misi dan orientasi pesantren.
Artinya, perubahan tersebut hanya pada sisi luarnya saja, sementara pada sisi
dalam (ruh, semangat, pemahaman keagamaan, nilai-nilai, tradisi dan ideologi
pesantren) masih tetap dipertahankan.
Keberadaan pondok pesantren dalam
menyikapi perkembangan zaman, tentunya memiliki komitmen untuk tetap
menyuguhkan pola pendidikan yang mampu melahirkan sumber daya manusia (SDM)
yang handal, kekuatan otak (berpikir), hati (keimanan), dan tangan
(keterampilan), merupakan modal utama untuk membentuk pribadi santri yang mampu
mengikuti perkembangan zaman. Dalam menghadapi tantangan yang semakin kompleks
di lingkungan masyarakat, maka pesantren harus berani tampil dan mengembangkan
dirinya sebagai pusat pendidikan unggulan. Pesantren tidak hanya mendidik
santri agar memiliki ketangguhan jiwa, jalan hidup yang lurus, budi pekerti
yang mulia, tetapi juga dibekali dengan berbagai disiplin ilmu.
Untuk mencapai tujuan di atas, para
santri harus dibekali nilai-nilai keislaman yang tergabung dengan ilmu-ilmu
modern. Pembekalan ilmu-ilmu modern dapat ditempuh dengan mempelajari tradisi
ilmu pengetahuan agama dan penggalian dari teknologi ketrampilan umum dengan
menjadikan al-Qur’an dan al-Sunnah sebagai sumber inspirasi dan rujukan awal.
Mencermati karakteristik umat Islam
serta kecenderungan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada masa kini
dan mendatang, disertai dengan perkembangan kebudayaan, maka pilihan format
pesantren harus lebih menekankan terhadap sains dan teknologi. Pesantren
sesungguhnya menyimpan kekuatan yang sangat luar biasa untuk menciptakan
keseluruhan aspek lingkungan hidup dan dapat memberi informasi yang berharga
dalam mempersiapkan kebutuhan yang inti untuk menghadapi masa depan”. Oleh
sebab itu pesantren harus mampu merespon dan tanggap atas semua itu.
Kiranya perlu disadari bersama,
bahwa di era global ini, masyarakat tidak hanya dituntut piawai dalam bidang
ilmu agama. Agama toh
hanya difungsikan “ tak lebih“ sebagai benteng moral. Untuk menghadapi zaman yang
semakin kompetitifnya ini, bukan benteng
moral saja yang perlu dipentingkan, melainkan penanaman skill dan upaya-upaya
pengembangan dalam sektor modern; seperti jasa, ekonomi, bisnis, politik,
komputer, teknologi tepat guna, dan sebagainya. Hal inilah yang disebut dengan
dakwah dengan kiprah nyata (da’wah
bi al-hal) yang harus dimainkan pesantren.
Hadhirin hadhirot
rohimskumulloh
Di sinilah peran pesantren perlu
ditingkatkan. Tuntutan globalisasi tidak mungkin dihindari. Salah satu langkah
yang bijak adalah mempersiapkan pesantren tidak “ketinggalan kereta” agar tidak
kalah dalam persaingan. Menyikapi hal ini, paling tidak tiga hal yang mesti
digarap oleh pesantren agar tetap sesuai dengan jati dirinya. Pertama, pesantren sebagai
lembaga pendidikan pengkaderan ulama. Fungsi ini tetap harus melekat pada
pesantren, karena pesantren adalah satu-satunya lembaga pendidikan yang
melahirkan ulama. Namun demikian, tuntutan modernisasi dan globalisasi
mengharuskan ulama memiliki kemampuan lebih, kapasitas intelektual yang
memadai, wawasan, akses pengetahuan dan informasi yang cukup serta responsif
terhadap perkembangan dan perubahan.
Kedua, pesantren sebagai lembaga
pengembangan ilmu pengetahuan khusus agama Islam. Pada tatanan ini, pesantren
masih dianggap lemah dalam penguasaan ilmu dan metodologi. Pesantren hanya
mengajarkan ilmu agama dalam arti transfer
of knowledge. Karena pesantren harus jelas memiliki potensi sebagai
“lahan” pengembangan ilmu agama.
Ketiga, dunia pesantren harus
mampu menempatkan dirinya sebagai motivator, dan inovator. Kehadiran pesantren
dewasa ini telah memainkan perannya sebagai fungsi itu meskipun boleh dikata
dalam taraf yang perlu dikembangkan lebih lanjut. Sebagai salah satu komponen
masyarakat, pesantren memiliki kekuatan dan “daya tawar” untuk melakukan
perubahan-perubahan yang berarti.
Dari zaman ke zaman, generasi ke
generasi peran pesantren melalui fungsi dan tugas santri adalah memperjuangkan
tegaknya nilai-nilai agama serta berjihad mentransformasikannya ke dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan masyarakat. Tujuan yang dimaksud adalah agar
kehidupan masyarakat berada dalam kondisi berimbang antara aspek dunia dan
ukhrawi.
Kiranya cukp sekian dari saya. Dari
awal sampai akhir tentunya banyak kesalahan baik yang disengaja maupun tidak,
saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Wabillahi taufiq wal hidayah, war
ridho wal inayah wassalamu'alaikm warohmatullohi wabarokaatuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar